Sabtu, 27 April 2013

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)



A.  Pemakaian Huruf
Huruf Abjad
   Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan disebelahnya.



Huruf
Nama
Huruf
Nama
Huruf
Nama

A         a
B         b
C         c
D        d
E         e
F         f
G        g
H        h
I          i

a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i

J          j
K         k
L           l
M        m
N         n
O         o
P          p
Q         q
R         r

je
ka
el
em
en
o
pe
ki
er


S          s
T          t
U          u
V          v
W        w
X         x
Y          y
Z          z

es
te
u
ve
we
eks
ye
zet


Huruf Vokal
   Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, I, o dan u.

Huruf
Vokal
Contoh Pemakaian dalam kata
Di Awal
Di Tengah
Di Akhir

a
e*

i
o
u


api
enak
emas
itu
oleh
ulang

padi
petak
kena
simpan
kota
bumi

lusa
sore
tipe
murni
radio
ibu

*Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
Misalnya:
     Anak-anak bermain di teras (téras).
     Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah.
     Kami menonton film seri (séri).
     Pertandingan itu berakhir seri.

Huruf Konsonan
   Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf
Konsonsn
Contoh Pemakaian dalam kata
Di Awal
Di Tengah
Di Akhir

b
c
d
f
g
h
j
k

l
m
n
p
q**
r
s
t
v
w
x
y
z

bahasa
cakap
dua
fakir
guna
hari
jalan
kami
-
lekas
maka
nama
pasang
Quran
raih
sampai
tali
varia
wanita
xenon
yakin
zeni

sebut
kaca
ada
kafan
tiga
saham
manja
paksa
rakyat*
alas
kami
anak
apa
Furqan
bara
asli
mata
lava
hawa
-
payung
lazim

abad
-
adab
maaf
gudeg
tuah
mikraj
politik
bapak*
kesal
diam
daun
siap
-
putar
lemas
rapat
-
-
-
-
Juz

    
*Huruf k disini melambangkan bunyi hamzah.
     **Khusus untuk nama dan keperluan ilmu.
   Huruf Diftong
   Di dalam bahasa Idonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan  ai, au, oi.
         
Huruf
Diftong
Contoh Pemakaian dalam kata
Di Awal
Di Tengah
Di Akhir

ai
au
oi

ain
aula
-

syaitan
saudara
boikot

pandai
harimau
amboi


   Gabungan Huruf Konsonan
   Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.


Gabungan
Huruf
Diftong
Contoh Pemakaian dalam kata
Di Awal
Di Tengah
Di Akhir

kh
ng
ny
sy


khusus
ngilu
nyata
syarat

akhir
bangun
hanyut
isyarat


tarikh
senang
-
-


   Pemenggalan Kata
   1.   Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut
          a.  Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu.
              Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah.
              Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan diantara kedua huruf itu.
              Misalnya:
                   au-la       bukan      a-u-la
                   sau-da-ra     bukan sa-u-da-ra
                   am-boi         bukan           am-bo-i

b.    Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan, termasuk gabungan-huruf konsonan, diantara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Misalnya:
     ba-pak, ba-rang, sulit, lawan, mu-ta-khir.

c.    jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
Misalnya:
     man-di, som-bong, cap-lok, bang-sa, makh-luk.

d.    Jika ditengah kata ada tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
     in-stru-men, ul-tra, bang-krut, ikh-las.

     2.  Imbuhan akhiran dan ibuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada penggantian baris.
Misalnya:
     makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, per-gilah.

        Catatan:
a.  Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.
b.  Akhiran –i tidak dipenggal.
c.  Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai berikut.
     Misalnya: te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi.

3.    Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsure gabungan itu sesuai kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d diatas.
Misalnya:
     bio-grafi, bi-o-gra-fi
     toto-grafi, fo-to-gra-fi
     pasca-panen, pas-ca-pa-nen

keterangan
Nama orang, badan hokum, dan nama diri yang lain disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus.

B. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
Huruf Kapital atau Huruf Besar
a.    Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
          Misalnya:
       Dia mengantuk.

b.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
          Misalnya:
              Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
              Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!”

c.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
          Misalnya:
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.

d.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
          Misalnya:
          Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
          Misalnya:
              Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
              Tahun ini ia pergi naik haji.  
e.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau ai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
          Misalnya:
              Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
          Misalnya:
              Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?

f.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
          Misalnya:
              Amir Hamzah, Dewi Sartika
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
          Misalnya:
              Mesin diesel, 10 volt, 5 ampere 

g.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
          Misalnya:
              bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
          Misalnya:
              Mengindonesiakan kata asing

h.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
          Misalnya:
              tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
          Misalnya:
              Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.

i.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
          Misalnya:
              AsiaTenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
          Misalnya:
              berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
          Misalnya:
              garam inggris,gula jawa, kacang bogor, pisang ambon 

j.         Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,  lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
          Misalnya:
              Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat  

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
          Misalnya:
              menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum

k.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
          Misalnya:
              Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial

l.          Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
          Misalnya:
              Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan
              Lain ke Roma.

m.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
          Misalnya:
              Dr.                   doktor
              M.A.        master of arts
              S.E.         sarjana ekonomi
              S.H.        sarjana hukum       

n.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatanseperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
          Misalnya:
              “Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
              Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
          Misalnya:
              Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

o.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
          Misalnya:
              Sudahkah Anda tahu?
              Surat Anda telah kami terima.

B.  Huruf Miring
a.    Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
          Misalnya:
              majalah Bahasa dan Kesusastraan, buku
               Negarakertagama karangan Prapanca, surat kabar Suara Karya

b.    Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhusukan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
          Misalnya:
              Huruf pertama kata abad ialah a.
              Dia bukan menipu, tetapi ditipu.


c.    Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
          Misalnya:
              Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.






PENULISAN KATA

A.  Kata Dasar
   Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
     Misalnya:
          Ibu percaya bahwa engkau tahu.
          Kantor pajak penuh sesak.

B.  Kata Turunan
1.     Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
          Misalnya:
              bergeletar, dikelola, penetapan, menengok.
2.    Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya
          Misalnya:
              bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai.        
3.    Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
          Misalnya:
              menggarisbawahi, menyebarluaskan.
4.    Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,gabungan kata itu ditulis serangakai.
          Misalnya:
          adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta.

C.  Bentuk Ulang
   Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
     Misalnya:
          anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata.

D.  Gabungan Kata
1.     Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
          Misalnya:
              duta besar, kambing hitam.
2.    Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
              alat pandang-dengar, anak-istri saya.
3.    Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya:
              acapkali, adakalanya, akhirulkalam.

E.  Kata Ganti -ku, -mu, dan -nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
     Misalnya:
          Apa yang kumiliki boleh kauambil.

F.  Kata Depan di-, ke-, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali ,
didalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
     Misalnya:
          Kain itu terletak di dalam lemari.
          Bermalam sajalah di sini.

G.  Kata si dan sang
   Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
     Misalnya:
          Harimau itu marah sekali kepada sang kancil.

H.  Partikel
1.     Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
     Bacalah buku itu baik-baik.
     Jakarta adalah ibu kota Republik Indanesia.
2.    Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
     Apa pun yang dimakannya, ia tetep kurus.
     Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.      
3.    Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimatyang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
     Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.

I.  Singkatan dan Akronim
1.     Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a.    Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
     A.S. Kramawijaya
     S.E.    sarjana
b.    Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis denagan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
     DPR Dewan Perwakilan Rakyat
     PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia.
c.    Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih satu tanda titik.
     Misalnya:
          dll.     dan lain-lain
          dsb.   dan sebagainya
d.    Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
     Cu      kuprum
     TNT   trinitro toluena 
2.    Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlukan sebagai kata.
a.    Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
     ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
     LAN   Lembaga Administrasi Negara
b.    Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
     Akabri         Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
     Sespa Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
c.    Akronim yang bukan nama diri ybungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
     pemilu          pemilihan umum
     rapim rapat pimpinan
J.  Angka dan Lambang Bilangan
1.     Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
     Misalnya:
          Angka Arab                : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
2.    Angka digunakan untuk menyatakann (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
     Misalnya:
          0,5 sentimeter           1 jam 20 menit
          5 kilogram                  pukul 05.00
3.    Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
     Misalnya:
          Jalan Tanah Abang I No. 15
          Hotel Indonesia, Kamar 169
4.    Angka digunakan juga menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
     Misalnya:
          Bab X, Pasal 5, halaman 252
          Surah Yasin: 9
5.    penulisan lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a.    Bilangan utuh
     Misalnya:
              dua belas                         12
              dua puluh dua                   22
b.    Bilangan pecahan
     Misalnya:
              setengah                         ½
              tiga perempat                 ¾
6.    Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
     Misalnya:
              Paku Buwono X ; pada awal abad XX; dalam kehidupan pada abad ke-20 ini; lihat Bab II, Pasal 5; dalam bab ke-2 buku itu; di daerah tingkat II itu; di tingkat kedua gedung itu; di tingkat ke-2 itu; kantornya di tingkat II itu.
7.    penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikut.
     Misalnya:
          Tahun ’50-an                        atau tahun lima puluhan
          Uang 5000-an                      atau uang lima ribuan


8.    Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
     Misalnya:
          Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
          Ayah memesan tiga ratus ekor ayam
9.    Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
     Misalnya:
          Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
          Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
10. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian  supaya lebih mudah dibaca.
     Misalnya:
     Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
11.  Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
     Misalnya:
          Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
12. jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
     Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar