Sabtu, 08 Maret 2014

proposal skripsi
BAB I


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan disetiap negara. Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2004 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, memiliki kecerdasan berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan dan metode pembelajaran. Kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai peserta didik. Apabila peserta didik tidak memiliki minat dalam belajar maka hasil belajar yang diperoleh tidak akan bisa optimal. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara terus-menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang penting dalam mentransmisi budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dengan demikian, belajar membawa perubahan bagi si pelaku. Baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Dalam belajar kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar. Banyak orang yang belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa hanya kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang semangat, tidak tahu bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan masalah pengaturan waktu dalam belajar, kurangnya minat dalam belajar, dan tidak adanya motivasi dalam diri individu tersebut.
Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat dalam belajarnya. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
Akan tetapi di era globalisasi ini para peserta didik mengalami minat belajar yang rendah dikarenakan jenuh dalam belajarnya, karena pergaulan, motivasi belajar yang rendah, kesehatan fisik, kompetensi/kemamapuan yang dimiliki peserta didik, fasilitas yang dimiliki, jarang masuk sekolah, tidak tertarik pada mata pelajaran tersebut dan sebagainya.
Mengingat perkembangan pendidikan semakin maju, peranan bimbingan dan konseling akan memberikan kemantapan program kegiatan belajar siswa terutama berkenaan dengan kepribadian, bakat,  minat dan motivasi belajar atau motivasi berprestasi. Sebuah pemahaman yang perlu ditanamkan bahwa kehadiran konselor di suatu sekolah merupakan suatu yang mengembirakan, karena dengan adanya konselor adalah untuk menghindari, membantu individu dan kelompok menghadapi berbagai masalah dalam kehidupannya.
Artinya, peranan konselor tidak hanya membantu peserta didik yang mengalami masalah di sekolah, akan tetapi juga berperan mengidentifikasi dan membantu siswa yang bermasalah baik di rumah, lingkungan masyarakat, bahkan yang lebih spesifik di lingkungan keluarga/pribadi.
Dengan demikian, peranan seorang konselor dalam bimbingan dan konselingnya sangatlah penting baik dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar maupun sebagai tenaga pembina sekaligus membantu dalam menangani berbagai masalah yang dialami siswa. Dengan adanya konselor dalam lembaga sekolah, maka memungkinkan teratasinya suatu masalah termasuk masalah rendahnya minat belajar siswa. Selain itu, kehadiran bimbingan dan konseling sangat relevan sekali dengan tujuan pendidikan nasional yaitu pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensi berupa minat belajar, bakat dan kompetensi.
Salah satu kelebihan seorang konselor dari pada guru adalah kemampuan dalam mengidentifikasi dan menganalisis karakter serta psikologis secara khusus, sehingga lebih mudah mengidentifikasi berbagai masalah dan dapat menemukan solusi sebagai jalan keluar atas masalah-masalah tersebut.
Berdasarkan studi pemahaman dengan guru pembimbing bahwa siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Tarakan mempunyai masalah minat belajar yang kurang, hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar lebih giat lagi, dan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya sehingga kurangnya minat belajar yang dimiliki oleh siswa.
Upaya yang dilakukan melalui peran guru pembimbing dalam membantu sisiwa untuk mengubah dan mengembangkan minat belajar yang masih rendah pada siswa, kebanyakan hanya dengan menggunakan layanan konseling individual. Upaya tersebut kurang mendapat hasil optimal, karena layanan konseling individual itu dilakukan secara perseorangan sehingga tidak efektif diberikan kepada siswa yang jumlahnya cukup banyak. Kegiatan layanan informasi juga belum dilaksanakan secara intensif oleh guru pembimbing. Hal itu disebabkan karena kurangya waktu, sehingga pelaksanaan untuk memberikan layanan informasi yang belum bisa dilaksanakan dengan baik oleh guru pembimbing.
Layanan informasi tersebut cukup efektif membantu siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, khususnya dalam meningkatkan dan mengembangkan minat belajar. Dimana dalam memberikan layanan informasi, siswa dapat termotivasi dan dapat menimbulkan minat belajar siswa. Untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik konselor diharapkan mampu menumbuhkan ketertarikan dalam belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ”Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Minat Belajar Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Tarakan Tahun Ajaran 2013/2014”.

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1.             Bagaimana kegiatan layanan informasi kepada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan ?
2.             Bagamana minat belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan ?
3.             Apakah terdapat pengaruh layanan informasi terhadap minat belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan ?

C.           Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas tentang bagaimana minat belajar siswa dan sejauh mana pengaruh layanan informasi terhadap minat belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1.             Untuk mengetahui bagaimana kegiatan layanan informasi kepada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan.
2.             Untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan.
3.             Untuk mengetahui apakah terdapat  pengaruh layanan informasi terhadap minat baca siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan.

D.           Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu :
1.    Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan di bidang bimbingan dan konseling, khususnya bagi pengembangan teori layanan informasi untuk mengetahui minat belajar siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.
2.    Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru pembimbing, maupun peneliti itu sendiri. Bagi siswa, dapat meningkatkan minat belajar setelah mendapat layanan informasi. Bagi guru pembimbing di sekolah, sebagai bahan masukan dalam melaksanakan kegiatan layanan informasi. Serta bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan ketrampilan cara meningkatkan minat belajar siswa melalui pemberian layanan informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar