proposal skripsi
BAB I
BAB I
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang Masalah
Pendidikan
merupakan faktor penting dalam pembangunan disetiap negara. Menurut
Undang-Undang No 20 tahun 2004 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, memiliki kecerdasan berakhlak mulia,
serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat, bangsa dan
Negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah kurikulum
yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan dan metode pembelajaran. Kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh
murid sebagai peserta didik. Apabila peserta didik tidak memiliki minat dalam
belajar maka hasil belajar yang diperoleh tidak akan bisa optimal. Belajar
merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir
hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan,
baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk
belajar secara terus-menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan
kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang
penting dalam mentransmisi budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi.
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.
Dengan demikian, belajar membawa perubahan bagi si pelaku. Baik perubahan pengetahuan,
sikap, maupun keterampilan.
Belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan. Dalam belajar kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal
yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar. Banyak orang yang belajar
dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa hanya kegagalan yang
ditemui. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin,
dan kurang semangat, tidak tahu bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar,
mengabaikan masalah pengaturan waktu dalam belajar, kurangnya minat dalam
belajar, dan tidak adanya motivasi dalam diri individu tersebut.
Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir
dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. Minat
berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang
besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan
belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat dalam
belajarnya. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena
apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak
akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar
dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang
menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar.
Akan tetapi di era globalisasi ini para peserta didik mengalami minat
belajar yang rendah dikarenakan jenuh dalam belajarnya, karena
pergaulan, motivasi belajar yang rendah, kesehatan fisik, kompetensi/kemamapuan
yang dimiliki peserta didik, fasilitas
yang dimiliki, jarang masuk sekolah, tidak tertarik pada mata pelajaran
tersebut dan sebagainya.
Mengingat
perkembangan pendidikan semakin maju, peranan bimbingan dan konseling akan
memberikan kemantapan program kegiatan belajar siswa terutama berkenaan dengan
kepribadian, bakat, minat dan motivasi
belajar atau motivasi berprestasi. Sebuah pemahaman yang perlu ditanamkan bahwa
kehadiran konselor di suatu sekolah merupakan suatu yang mengembirakan, karena
dengan adanya konselor adalah untuk menghindari, membantu individu dan kelompok
menghadapi berbagai masalah dalam kehidupannya.
Artinya,
peranan konselor tidak hanya membantu peserta didik yang mengalami masalah di
sekolah, akan tetapi juga berperan mengidentifikasi dan membantu siswa yang
bermasalah baik di rumah, lingkungan masyarakat, bahkan yang lebih spesifik di
lingkungan keluarga/pribadi.
Dengan
demikian, peranan seorang konselor dalam bimbingan dan konselingnya sangatlah
penting baik dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar maupun sebagai
tenaga pembina sekaligus membantu dalam menangani berbagai masalah yang dialami
siswa. Dengan adanya konselor dalam lembaga sekolah, maka memungkinkan
teratasinya suatu masalah termasuk masalah rendahnya minat belajar siswa.
Selain itu, kehadiran bimbingan dan konseling sangat relevan sekali dengan
tujuan pendidikan nasional yaitu pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan potensi-potensi berupa minat belajar, bakat dan kompetensi.
Salah
satu kelebihan seorang konselor dari pada guru adalah kemampuan dalam
mengidentifikasi dan menganalisis karakter serta psikologis secara khusus,
sehingga lebih mudah mengidentifikasi berbagai masalah dan dapat menemukan
solusi sebagai jalan keluar atas masalah-masalah tersebut.
Berdasarkan studi pemahaman dengan guru
pembimbing bahwa siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Tarakan mempunyai masalah minat belajar yang kurang, hal ini di sebabkan oleh
beberapa faktor antara lain siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar lebih giat lagi, dan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya sehingga
kurangnya minat belajar yang dimiliki oleh siswa.
Upaya yang dilakukan melalui peran guru pembimbing dalam membantu sisiwa
untuk mengubah dan mengembangkan minat belajar yang masih rendah pada siswa,
kebanyakan hanya dengan menggunakan layanan konseling individual. Upaya
tersebut kurang mendapat hasil optimal, karena layanan konseling individual itu
dilakukan secara perseorangan sehingga tidak efektif diberikan kepada siswa
yang jumlahnya cukup banyak. Kegiatan layanan informasi juga belum dilaksanakan secara intensif oleh guru pembimbing. Hal itu
disebabkan karena kurangya waktu, sehingga pelaksanaan untuk
memberikan layanan informasi yang belum bisa
dilaksanakan dengan baik oleh guru pembimbing.
Layanan
informasi tersebut cukup efektif membantu
siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, khususnya dalam meningkatkan
dan mengembangkan minat belajar. Dimana dalam memberikan layanan informasi, siswa dapat termotivasi dan dapat
menimbulkan minat belajar siswa. Untuk
menumbuhkan minat belajar peserta didik konselor diharapkan mampu menumbuhkan
ketertarikan dalam belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian ”Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Minat Belajar Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Tarakan Tahun Ajaran 2013/2014”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
1.
Bagaimana kegiatan layanan informasi kepada siswa
kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan ?
2.
Bagamana minat belajar siswa kelas XI IPA di SMA
Negeri 3 Tarakan ?
3.
Apakah terdapat pengaruh layanan informasi terhadap minat belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan ?
C.
Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas tentang bagaimana minat belajar
siswa dan sejauh mana pengaruh layanan informasi terhadap minat belajar siswa
kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan, maka tujuan
dari penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
1.
Untuk
mengetahui bagaimana kegiatan layanan informasi kepada siswa kelas XI IPA di SMA
Negeri 3 Tarakan.
2.
Untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa
kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan.
3.
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh layanan informasi terhadap minat
baca siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Tarakan.
D.
Manfaat
Penelitian
Adapun
manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu :
1.
Manfaat
teoretis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan di
bidang bimbingan dan konseling, khususnya bagi pengembangan teori layanan
informasi untuk mengetahui minat
belajar siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti
lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.
2.
Manfaat
praktis
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru pembimbing,
maupun peneliti itu sendiri. Bagi siswa, dapat meningkatkan minat belajar
setelah mendapat
layanan informasi. Bagi guru pembimbing di
sekolah, sebagai bahan masukan dalam melaksanakan kegiatan
layanan informasi. Serta bagi peneliti, dapat
menambah pengalaman dan ketrampilan cara meningkatkan minat belajar siswa
melalui pemberian layanan informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar